Senin, 02 Oktober 2017

ZAKAT & WAKAF DI BERBAGAI NEGARA DAN PEMERINTAHAN ISLAM
(Tugas Kuliah : Mohon maaf bila ada kesalahan)

Pemerintah menurut pandangan Islam bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya, ia selaku khalifah Allah menanggung amanat dari Allah, dan selaku khalifah khala’ifillah menanggung amanat dari seluruh rakyatnya. Berdasarkan pengertian ayat 103 surah 9 at-taubah, hadis-hadis Nabi, baik yang berupa sabda maupun yang berupa perbuatan, dan kebijaksanaan para “al-khulafa’urRasyidu” dapat disimpulkan bahwa badan pengelola zakat adalah penguasa atau pemerintah sebagai lembaga yang berwenang mengurusi urusan zakat.[1]
Syariat Islam sengaja tidak meletakan peraturan terinci untuk semua kebutuhan hidup bermasyarakat yang selalu berkembang dan berubah-ubah. Atas kebijaksanaanya, syariat hanya member umum, bukan perundang-undangan yang terinci, agar cakupannya luas dan terjangkau serta bertahan sepanjang zaman.[2]
Ajaran ajaran pokok (fundamentals) agama islam yang harus ditegakan oleh umat islam dalam membangun suatu Negara dan masyarakat antara lain ialah: 
·         Al’-adalah atau keadilan: fundamental pertama bagi suatu Negara yang dibangun berdasarkan ajaran Islam adalah keadilan, Negara dan masyarakat harus di tegakan di atas keadilan dalam arti seluas-luasnya, tidak saja keadilan hukum, melaikan keadilan sosial dan ekonomi.
·         Syura atau Musyawarah: fundamental kedua bagi suatu Negara yang dia bangun berdasarkan ajaran Islam adalah syura atau musyawarah, barang kali dalam bahasa politik sekarang musyawarah atau syura adalah demokrasi, tapi yang bukan “demokrasi semu” atau “demokrasi pura-pura”. Islam tidak membenarkan penyelewengan Negara ke arah otoriterisme, depotisme, diktatorisme, dan berbagai system lain yang membunuh hak-hak politik rakyat. Seluruh rakyat adalah khalifah Tuhan yang seolah-olah mendapat mandate dari Tuhan. Sementara para pemimpin hanyalah merupakan pelayan-pelayan rakyat belaka karena seluruh rakyat adalah khalifah-khalifah Tuhan, maka penguasa-penguasa Negara harus dipilih oleh rakyat secara bebas berdasarkan pengertian bahwa rakyatlah yang memegang kedaulatan.
·         Ukhuwah atau persaudaraan : Negara yang dibangun atas dasar ajaran Islam harus diletakan di atas dasar persaudaraan diantara sesame manusia. Diskriminasi ras dan golongan adalah musuh musuh Islam yang harus di basmi, kata Al-Qur’an “dan ummat mu adalah ummat yang satu” Q.S al-anbiya ayat 92, dan nabi bersabda “tidak sempurna imanmu sampai engkau mencintai saudara mu bagaikan engkau mencitai diri mu sendiri”.
·         Amanah Allah dan Ummat Islam : negara serta kekayaannya pemerintahan serta kekuasaannya adalah amanah Allah dan kaum muslimin yang harus diserahkan penanganannya kepada orang orang yang takut kepada Allah
·         Menjamin hak hak asasi warga negara : menurut pandangan islam manusia menempati keduduka yang mulia dan dalam bentuk yang sebaik baiknya diatas makhluk makhluk yang lain. kedudukan yang mulia ini dibuktikan dengan hak hak yang harus dijamin ,dilindungi dan dipelihara oleh setiap orang, masyarakat, negara dan dunia internasional pada umumnya

Sumber-sumber zakat di Negara Malaysia
Perkembangan mutakhir yang berlaku di Malaysia, dengan perubahan dan padatnya aktivitas ekonomi dan cara hidup memberi kesan positif kepada sektor penggajian, kehartaan dan perniagaan. Keadaan yang berlaku ini menyebabkan persoalan zakat menjadi topik utama perbincangan dikalangan para sarjana, pengkaji dan pihak yang mengurus hal tentang zakat. Perkara ini dapat dibuktikan melalui pengembangan item-item yang berkaitan dengan zakat. Zakat bukan hanya diperuntukkan kepada sumber-sumber yang berwujud didalam kitab-kitab fiqih.[3]

Permasalahan Kajian
 Secara tradisi, jenis harta yang wajib dikenakan zakat adalah terdiri dari berbagai katagori dan disepakati para ulama, ialah dari jenis tanaman buahan dan bijian, ternak-ternakan, emas dan perak dari jenis bahan galian atau mata uang, dan barang-barang perniagaan.[4]

Sumber-sumber zakat yang dipungut mengikuti pemerintah
Secara umumnya, sumber-sumber zakatr yang dipungut oleh pemerintah adalah sumber dari zakat yang telah menjadi tradisi dan dari pada sumber yang baru seperti saham, kumpulan uang simpanan pekerja (KWSP) serta pendapatan dan penggajian. Negeri Perak belum mewajibkan pendapatan seperti yang diputuskan oleh Majelis Fatwa Kebangsaan pada 9 Desember 1992 dan 22 Juni 1999. Zakat pendapatan tidak diwajibkan di Negeri Perak adalah merujuk kepada keputusan Mesyuarat Jawatan kuasa Syariah Negeri Perak kali ke 113 pada hari Kamis 22 Maret 1990 bersamaan 25 Sya’ban 1410 bersetuju sebulat pendapat yaitu Mal Mustafad itu wajib dikenakan zakat apabila cukup nisab dan haul.[5]

Sumber-sumber Zakat yang Diikhtilaf Khususnya Zakat ke atas Bahan Galian
Perbincangan sumber-sumber zakat yang diikhtilaf di Malaysia belakangan ini tertumpu kepada persoalan kependudukan syarikat minyak negara yaitu PETRONAS yang terlibat dengan usaha cari gali bahan galian yaitu minyak dan gas asli. dapatan kajian hasil maklum balas yang diterima dari responden terpilih mnunjukkan secara umumnya menyatakan syarikat PETRONAS wajib mengeluarkan zakat kecuali jabatan Mufti Perak.[6]

Pengurusan Zakat dan Peranannya dalam Menangani Kemiskinan di Klantan
Jumlah zakat di negeri Kelantan didapati semakin meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini member gambaran bahwa keadaan ekonomi masyarakat Kelantan juga semakin meningkat dan bertambah baik dari masa ke masa. Situasi ini merupakan satu berita yang menggembirakan karena disamping membuktikan bahwa masyarakat Klantan sudah mengalami perubahan yang besar dari segi taraf hidup maupun kestabilan ekonominya, keadaan ini juga menunjukkan bahwa negeri Kelantan sendiri turut mengalami suatu perubahan dan peningkatan dari sudut pembangunan.[7]

Distribusi Zakat di Negara Brunei Darussalam
Negara Brunei Darussalam memiliki suatu badan yang bertanggung jawab dalam mentadbir dan mengurus kutipan dan tagihan zakat di Negara Brunei yaitu Majlis Ugama Islam Brunei. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah berdasarkan peruntukkan undang undang sebagaimana yang termaktub dalam Akta Majilis Ugama Islam dan Mahkamah-mahkamah Kadi Penggal 77, Pindaan 1984 yaitu menerusi bab-bab 114 hingga 121.
Dengan berkuat kuasanya Peraturan Zakat dan Fitrah 1969 tersebut, pemusatan aktiviti pengutipan dan pengagihan zakat telah mulai dilaksanakan di bawah kuasa dan kawalan Majlis Ugama Islam. Majlis Ugama Islam adalah pihak yang berkuasa memungut semua zaka dan fitrah serta menagih-menagihkan kepada yang berhak menerimanya di Negara Brunei Darussalam.[8]

Tata Cara Kutipan Zakat
1.      Zakat Fitrah
Zakat fitrah dikutip melalui amil-amil yang dilantik oleh Majlis Ugama Islam mengikuti kawasan masing-masing diseluruh negara. Adapun tempat kutipan zakat fitrah tersebut ialah di Masjid-masjid, Surau-surau dan Balai-balai ibadat bagi amil-amil yang terdiri dari para imam-imam dan bilal-bilal. sedangkan bila amil terdiri dari  para pegawai-pegawai kerajaan maka tempat kutipan ialah di Rumah-rumah amil atau di tempat-tempat yang telah ditentukan bagi amil-amil berkenaan.  




2.      Zakat Harta
Zakat harta dikutip melalui cara berikut:
-          melalui amil-amil yang dilantik mengikuti mengikuti kawasan, dan amil-amil berkenaan akan menyerahkan zakat tersebut ke bagian kutipan dan tagihan zakat.
-          Institusi-institusi kewangan yang dilantik yaitu TAIB dan BIBD – bagi penyimpan-penyimpanan atau pendeposit-pendeposit saja.
-          Orang yang ingin berzakat itu datang ke bagian kutipan dan tagihan zakat, jabatan majlis ugama islam dan cawangan-cawangannya di daerah-daerah.
Jenis-jenis zakat yang diterima oleh bagian kutipan dan tagihan zakat adalah seperti berikut:
·         Zakat Wang Simpanan
·         Zakat Perniagaan
·         Zakat Emas dan Perak

--------------------------------------------------------------------------

WAKAF DI NEGARA NEGARA ISLAM
            Mesir.
Di negri ini wkaf telah berkembang dengan menakjubkan pada awalnya, hakim mesir di zaman hisyam bin abdul malik yang bernama taubah bin namirah yang pertama kali melakukan wakaf pada waktu itu berupa tanah untuk bendungan. Lalau beberapa puluh tahun kemudian wakaf di tangani oleh salh satu departemen dalam pemerintahan.
Pada masa kekuasaan Muhammad ali pasha 1891 M. asset asset wakaf tidak teratur dan kurang dapat dimanfaatkan secara optimal. Melihat kondosi yang demikian dimesir lalupemerintah berinisiatif untuk mengatur perwakafan dengan cara membentuk “diwan al awqaf” yang berwenang mengurus dan mengatur harta wakaf serta membuat perencanaan untuk wakaf produktif. Unutk mengembangkan dan mengelola harta wakaf secara lebih efektif, badan wakaf menitipkan hasil harta wakaf di bankbank islam, disamping itu badan wakaf bekerja sama dengan perusahaan untuk membeli saham dan obligasi perusahaan penting dan memanfaatkan lahan lahan kosong agar menjadi produktif.[9]

Arab Saudi
Pemerintah kerajaan Saudi membuat peraturan bagi majlis tinggi wakaf dengan ketetapan no. 574 tanggal 16 rajab 1386 sesuai dengan surat keputusan kerajaan no. M/35 tanggal 18 rajab 1386, mahlis ini di ketuai oleh mentri haji dan wakaf, yakni mentri yang mengawasi wakaf dan menguasai permasalahan permasalahan perwakafan sebelum dibentuk majlis tinggi wakaf.
Majlis tinggi wakaf ini mempunyai wewenang unutk membelanjakan hasil pengembangan wakaf dan menentukan langkah langkah dalam mengembangkan wakaf berdasarkan syarat syarat yang ditentukan wakif dan manajemen wakaf. Disamping itu majlis tinggi wakaf juga mempunyai beberapa wewenang antara lain :
·         Melakukan pendataan wakaf
·         Menentukan langkah langkah umum untuk penanaman modal pengembangan dan peningkatan harta wakaf
·         Mengetahui semua kondisi wakaf yang ada
·         Membelanjakan harta wakaf unutk kebajikan sesuai syarat syarat yang di tentukan wakif
·         Menetapkan anggaran tahunan demi kelangsungan wakaf.[10]

Yordania
Pelaksanaan wakaf di kerajaan yordania di dasarkan pada undang undang wakaf islam no. 25/1947. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa yang termasuk dalam urusan kementrian wakaf dan urusan agama islam adalah wakaf masjid, madrasah , lembaga lenbaga islam, rumah rumah yatim, tempat pendidikan, lembaga lembaga syariah, kuburan kuburan islam, urusan urusan haji, dan urusan urusan fatwa.UU wakaf tersebut kemudian diperkuat oleh Undang Undang wakaf no 26/1966. Secara teknis kementrian wakaf membentuk majlis tinggi wakaf yang diketuai oleh mentri. Dalam menjalankan tugasnya, kementrian wakaf selalu bersandar pada UU no 26/1966. Hal ini mengingatkan bahwa di dalam UU ini secara tegas dijelaskan bahwa yang berwenang mengelola harta wakaf dan mengendalikannya adakah kementria wakaf dan urusan agama islam. Selain itu kementrian wakaf juga harus bersandar pada peraturan peraturan wakaf lain, seperti UU wakaf islan no 25/1947 sebagaimana tersebut diatas.[11]

Turki
Turki sebagai Negara yang dianggap sebagai Negara islam secular karena beberapa praktik kehidupan masyarakat yang lebih dekat dengan barat, pengelolaan wakaf di turki juga dikelola oleh direktorat jendral wakaf. Sejauh ini ada dua pelayanan yang diberikan oleh direktorat jendral wakf, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan dan sosial. Pelayanan kesehatan diberikan melalui wakaf wakf rumah sakit.peran dirjen wakf di turki begitu besar dalam pengelolaan wakaf dengan terus mengembangkan harta wakaf secara produktif melalui upaya komersial dan hasilnya untuk kepentingan sosial.[12]


[1] DR. K.H. Sjekhul Hadi Permono SH. MA, Pemerintah Republik Indonesia Sebagai Pengelola Zakat, Jakarta, pustaka firdaus, 1992. hlm 3.
[2] ibid; hlm 34.
[3] Didin Hafidhuddin dkk, The Power of Zakat Studi  Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara, Malang, UIN-Malang Press, 2008, hlm 27-28. 
[4] ibid; hlm 28.
[5] ibid; hlm 32-33.
[6] ibid; hlm 35.
[7] ibid; hlm 55.
[8] ibid; hlm 266-267.
[9] Achmad Djubaidi Thobieb Al-Asyhar, menuju era wakaf produktif, Jakarta, mitra abadi press, 2006, hal 32-34
[10] Ibid; 35-36
[11] Ibid; 37-38
[12] Ibid: 41-42