ZAKAT & WAKAF DI
BERBAGAI NEGARA DAN PEMERINTAHAN ISLAM
(Tugas Kuliah : Mohon maaf bila ada kesalahan)
Pemerintah menurut pandangan Islam bertanggung
jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya, ia selaku khalifah Allah menanggung amanat
dari Allah, dan selaku khalifah khala’ifillah menanggung amanat dari seluruh rakyatnya. Berdasarkan pengertian ayat
103 surah 9 at-taubah, hadis-hadis Nabi, baik yang berupa sabda maupun yang
berupa perbuatan, dan kebijaksanaan para “al-khulafa’urRasyidu” dapat disimpulkan
bahwa badan pengelola zakat adalah penguasa atau pemerintah sebagai lembaga
yang berwenang mengurusi urusan zakat.[1]
Syariat Islam sengaja tidak meletakan
peraturan terinci untuk semua kebutuhan hidup bermasyarakat yang selalu berkembang
dan berubah-ubah. Atas kebijaksanaanya, syariat hanya member umum, bukan perundang-undangan
yang terinci, agar cakupannya luas dan terjangkau serta bertahan sepanjang zaman.[2]
Ajaran ajaran pokok (fundamentals)
agama islam yang harus ditegakan oleh umat islam dalam membangun suatu Negara
dan masyarakat antara lain ialah:
·
Al’-adalah atau keadilan:
fundamental pertama bagi suatu Negara yang dibangun berdasarkan ajaran Islam adalah
keadilan, Negara dan masyarakat harus di tegakan di atas keadilan dalam arti seluas-luasnya,
tidak saja keadilan hukum, melaikan keadilan sosial dan ekonomi.
·
Syura atau Musyawarah:
fundamental kedua bagi suatu Negara yang dia bangun berdasarkan ajaran Islam adalah
syura atau musyawarah, barang kali dalam bahasa politik sekarang musyawarah atau
syura adalah demokrasi, tapi yang bukan “demokrasi semu” atau “demokrasi pura-pura”.
Islam tidak membenarkan penyelewengan Negara ke arah otoriterisme, depotisme,
diktatorisme, dan berbagai system lain yang membunuh hak-hak politik rakyat.
Seluruh rakyat adalah khalifah Tuhan yang seolah-olah mendapat mandate dari Tuhan.
Sementara para pemimpin hanyalah merupakan pelayan-pelayan rakyat belaka karena
seluruh rakyat adalah khalifah-khalifah Tuhan, maka penguasa-penguasa Negara
harus dipilih oleh rakyat secara bebas berdasarkan pengertian bahwa rakyatlah
yang memegang kedaulatan.
·
Ukhuwah atau persaudaraan
: Negara yang dibangun atas dasar ajaran Islam harus diletakan di atas dasar persaudaraan
diantara sesame manusia. Diskriminasi ras dan golongan adalah musuh musuh Islam
yang harus di basmi, kata Al-Qur’an “dan ummat mu adalah ummat yang satu” Q.S
al-anbiya ayat 92, dan nabi bersabda “tidak sempurna imanmu sampai engkau mencintai
saudara mu bagaikan engkau mencitai diri mu sendiri”.
·
Amanah Allah dan Ummat
Islam : negara serta kekayaannya pemerintahan serta kekuasaannya adalah amanah
Allah dan kaum muslimin yang harus diserahkan penanganannya kepada orang orang
yang takut kepada Allah
·
Menjamin hak hak asasi
warga negara : menurut pandangan islam manusia menempati keduduka yang mulia
dan dalam bentuk yang sebaik baiknya diatas makhluk makhluk yang lain.
kedudukan yang mulia ini dibuktikan dengan hak hak yang harus dijamin
,dilindungi dan dipelihara oleh setiap orang, masyarakat, negara dan dunia
internasional pada umumnya
Sumber-sumber zakat di Negara Malaysia
Perkembangan mutakhir yang berlaku
di Malaysia, dengan perubahan dan padatnya aktivitas ekonomi dan cara hidup
memberi kesan positif kepada sektor penggajian, kehartaan dan perniagaan.
Keadaan yang berlaku ini menyebabkan persoalan zakat menjadi topik utama
perbincangan dikalangan para sarjana, pengkaji dan pihak yang mengurus hal
tentang zakat. Perkara ini dapat dibuktikan melalui pengembangan item-item yang
berkaitan dengan zakat. Zakat bukan hanya diperuntukkan kepada sumber-sumber
yang berwujud didalam kitab-kitab fiqih.[3]
Permasalahan
Kajian
Secara tradisi, jenis harta yang wajib
dikenakan zakat adalah terdiri dari berbagai katagori dan disepakati para
ulama, ialah dari jenis tanaman buahan dan bijian, ternak-ternakan, emas dan
perak dari jenis bahan galian atau mata uang, dan barang-barang perniagaan.[4]
Sumber-sumber zakat yang dipungut mengikuti
pemerintah
Secara umumnya, sumber-sumber zakatr
yang dipungut oleh pemerintah adalah sumber dari zakat yang telah menjadi
tradisi dan dari pada sumber yang baru seperti saham, kumpulan uang simpanan
pekerja (KWSP) serta pendapatan dan penggajian. Negeri Perak belum mewajibkan
pendapatan seperti yang diputuskan oleh Majelis Fatwa Kebangsaan pada 9
Desember 1992 dan 22 Juni 1999. Zakat pendapatan tidak diwajibkan di Negeri
Perak adalah merujuk kepada keputusan Mesyuarat Jawatan kuasa Syariah Negeri
Perak kali ke 113 pada hari Kamis 22 Maret 1990 bersamaan 25 Sya’ban 1410
bersetuju sebulat pendapat yaitu Mal Mustafad itu wajib dikenakan zakat apabila
cukup nisab dan haul.[5]
Sumber-sumber Zakat
yang Diikhtilaf Khususnya Zakat ke atas Bahan Galian
Perbincangan sumber-sumber zakat yang
diikhtilaf di Malaysia belakangan ini tertumpu kepada persoalan kependudukan
syarikat minyak negara yaitu PETRONAS yang terlibat dengan usaha cari gali
bahan galian yaitu minyak dan gas asli. dapatan kajian hasil maklum balas yang
diterima dari responden terpilih mnunjukkan secara umumnya menyatakan syarikat
PETRONAS wajib mengeluarkan zakat kecuali jabatan Mufti Perak.[6]
Pengurusan
Zakat dan Peranannya dalam Menangani Kemiskinan di Klantan
Jumlah zakat di negeri Kelantan didapati
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini member gambaran bahwa
keadaan ekonomi masyarakat Kelantan juga semakin meningkat dan bertambah baik
dari masa ke masa. Situasi ini merupakan satu berita yang menggembirakan karena
disamping membuktikan bahwa masyarakat Klantan sudah mengalami perubahan yang besar
dari segi taraf hidup maupun kestabilan ekonominya, keadaan ini juga
menunjukkan bahwa negeri Kelantan sendiri turut mengalami suatu perubahan dan
peningkatan dari sudut pembangunan.[7]
Distribusi Zakat di Negara Brunei Darussalam
Negara
Brunei Darussalam memiliki suatu badan yang bertanggung jawab dalam
mentadbir dan mengurus kutipan dan tagihan zakat di Negara Brunei yaitu Majlis
Ugama Islam Brunei. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah berdasarkan
peruntukkan undang undang sebagaimana yang termaktub dalam Akta Majilis Ugama
Islam dan Mahkamah-mahkamah Kadi Penggal 77, Pindaan 1984 yaitu menerusi
bab-bab 114 hingga 121.
Dengan
berkuat kuasanya Peraturan Zakat dan Fitrah 1969 tersebut, pemusatan aktiviti
pengutipan dan pengagihan zakat telah mulai dilaksanakan di bawah kuasa dan
kawalan Majlis Ugama Islam. Majlis Ugama Islam adalah pihak yang berkuasa
memungut semua zaka dan fitrah serta menagih-menagihkan kepada yang berhak
menerimanya di Negara Brunei Darussalam.[8]
Tata Cara Kutipan Zakat
1. Zakat
Fitrah
Zakat fitrah dikutip melalui amil-amil
yang dilantik oleh Majlis Ugama Islam mengikuti kawasan masing-masing diseluruh
negara. Adapun tempat kutipan zakat fitrah tersebut ialah di Masjid-masjid,
Surau-surau dan Balai-balai ibadat bagi amil-amil yang terdiri dari para
imam-imam dan bilal-bilal. sedangkan bila amil terdiri dari para pegawai-pegawai kerajaan maka tempat
kutipan ialah di Rumah-rumah amil atau di tempat-tempat yang telah ditentukan
bagi amil-amil berkenaan.
2. Zakat
Harta
Zakat harta dikutip melalui cara
berikut:
-
melalui amil-amil yang
dilantik mengikuti mengikuti kawasan, dan amil-amil berkenaan akan menyerahkan
zakat tersebut ke bagian kutipan dan tagihan zakat.
-
Institusi-institusi
kewangan yang dilantik yaitu TAIB dan BIBD – bagi penyimpan-penyimpanan atau
pendeposit-pendeposit saja.
-
Orang yang ingin
berzakat itu datang ke bagian kutipan dan tagihan zakat, jabatan majlis ugama
islam dan cawangan-cawangannya di daerah-daerah.
Jenis-jenis
zakat yang diterima oleh bagian kutipan dan tagihan zakat adalah seperti
berikut:
·
Zakat Wang Simpanan
·
Zakat Perniagaan
·
Zakat Emas dan Perak
--------------------------------------------------------------------------
WAKAF DI NEGARA
NEGARA ISLAM
Mesir.
Di negri ini wkaf telah berkembang
dengan menakjubkan pada awalnya, hakim mesir di zaman hisyam bin abdul malik
yang bernama taubah bin namirah yang pertama kali melakukan wakaf pada waktu
itu berupa tanah untuk bendungan. Lalau beberapa puluh tahun kemudian wakaf di
tangani oleh salh satu departemen dalam pemerintahan.
Pada
masa kekuasaan Muhammad ali pasha 1891 M. asset asset wakaf tidak teratur dan kurang dapat
dimanfaatkan secara optimal. Melihat kondosi yang demikian dimesir
lalupemerintah berinisiatif untuk mengatur perwakafan dengan cara membentuk “diwan
al awqaf” yang berwenang mengurus dan mengatur harta wakaf serta membuat
perencanaan untuk wakaf produktif. Unutk mengembangkan dan mengelola harta
wakaf secara lebih efektif, badan wakaf menitipkan hasil harta wakaf di
bankbank islam, disamping itu badan wakaf bekerja sama dengan perusahaan untuk
membeli saham dan obligasi perusahaan penting dan memanfaatkan lahan lahan kosong
agar menjadi produktif.[9]
Arab Saudi
Pemerintah kerajaan Saudi membuat
peraturan bagi majlis tinggi wakaf dengan ketetapan no. 574 tanggal 16 rajab
1386 sesuai dengan surat keputusan kerajaan no. M/35 tanggal 18 rajab 1386,
mahlis ini di ketuai oleh mentri haji dan wakaf, yakni mentri yang mengawasi
wakaf dan menguasai permasalahan permasalahan perwakafan sebelum dibentuk
majlis tinggi wakaf.
Majlis tinggi wakaf ini mempunyai
wewenang unutk membelanjakan hasil pengembangan wakaf dan menentukan langkah
langkah dalam mengembangkan wakaf berdasarkan syarat syarat yang ditentukan
wakif dan manajemen wakaf. Disamping itu majlis tinggi wakaf juga mempunyai
beberapa wewenang antara lain :
·
Melakukan pendataan
wakaf
·
Menentukan langkah
langkah umum untuk penanaman modal pengembangan dan peningkatan harta wakaf
·
Mengetahui semua
kondisi wakaf yang ada
·
Membelanjakan harta
wakaf unutk kebajikan sesuai syarat syarat yang di tentukan wakif
·
Menetapkan anggaran
tahunan demi kelangsungan wakaf.[10]
Yordania
Pelaksanaan wakaf di kerajaan
yordania di dasarkan pada undang undang wakaf islam no. 25/1947. Dalam UU
tersebut disebutkan bahwa yang termasuk dalam urusan kementrian wakaf dan
urusan agama islam adalah wakaf masjid, madrasah , lembaga lenbaga islam, rumah
rumah yatim, tempat pendidikan, lembaga lembaga syariah, kuburan kuburan islam,
urusan urusan haji, dan urusan urusan fatwa.UU wakaf tersebut kemudian
diperkuat oleh Undang Undang wakaf no 26/1966. Secara teknis kementrian wakaf
membentuk majlis tinggi wakaf yang diketuai oleh mentri. Dalam menjalankan
tugasnya, kementrian wakaf selalu bersandar pada UU no 26/1966. Hal ini
mengingatkan bahwa di dalam UU ini secara tegas dijelaskan bahwa yang berwenang
mengelola harta wakaf dan mengendalikannya adakah kementria wakaf dan urusan
agama islam. Selain itu kementrian wakaf juga harus bersandar pada peraturan
peraturan wakaf lain, seperti UU wakaf islan no 25/1947 sebagaimana tersebut
diatas.[11]
Turki
Turki sebagai Negara yang dianggap sebagai
Negara islam secular karena beberapa praktik kehidupan masyarakat yang lebih
dekat dengan barat, pengelolaan wakaf di turki juga dikelola oleh direktorat
jendral wakaf. Sejauh ini ada dua pelayanan yang diberikan oleh direktorat
jendral wakf, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan dan sosial.
Pelayanan kesehatan diberikan melalui wakaf wakf rumah sakit.peran dirjen wakf
di turki begitu besar dalam pengelolaan wakaf dengan terus mengembangkan harta
wakaf secara produktif melalui upaya komersial dan hasilnya untuk kepentingan
sosial.[12]
[1] DR.
K.H. Sjekhul Hadi Permono SH. MA, Pemerintah Republik Indonesia Sebagai
Pengelola Zakat, Jakarta, pustaka firdaus, 1992. hlm 3.
[2] ibid;
hlm 34.
[3]
Didin Hafidhuddin dkk, The Power of Zakat Studi
Perbandingan Pengelolaan Zakat Asia Tenggara, Malang, UIN-Malang Press,
2008, hlm 27-28.
[4] ibid;
hlm 28.
[5] ibid;
hlm 32-33.
[6] ibid;
hlm 35.
[7] ibid;
hlm 55.
[8] ibid;
hlm 266-267.
[9] Achmad Djubaidi Thobieb Al-Asyhar, menuju era wakaf produktif,
Jakarta, mitra abadi press, 2006, hal 32-34
[10] Ibid; 35-36
[11] Ibid; 37-38
[12] Ibid: 41-42